Kepada 'Seseorang'
yang selalu berotasi di duniaku
Hai kamu 'Seseorang' yang selalu kunantikan tampak di depanku. 'Seseorang' yang selalu membuatku kagum. 'Seseorang' yang selalu ku eluh-eluhkan namanya. Malam ini hujan menaungi perasaanku, membuatku bingung. Teman-temanku bertanya, pertanyaan yang sangat sulit kujelaskan "Mengapa kau tertarik padanya sampai kau rela menunggunya pulang?"
Bisakah kau jawabkan pertanyaan ini untukku 'Seseorang'? kurasa kau pandai. Ku perhatikan kau selalu menguasai berbagai mata kuliah meskipun kau sering mengeluh tapi aku selalu yakin kau mampu. Baiklah biar ku jelaskan. Pertama aku tak tahu mengapa 'Seseorang' itu terlihat menarik bagiku. Aku suka caranya bercanda, aku suka caranya tertawa, aku suka caranya berjalan, aku suka caranya menyapaku, aku suka caranya mengendarai sepeda motor matic itu, aku suka caranya mengembangkan senyum, aku suka memerhatikan fotonya dengan seksama, alis yang melengkung tebal dan bibir yang tersenyum manis. Gula mungkin kalah manis dengannya, atau madu juga kalah manis darinya. Aku tak akan pernah paham bahwa mengaguminya membawaku ke suatu dunia yang saat ini kunamai "dunia khayalan".
18 Desember 2013 hari dimana hujan turun dengan derasnya seperti segerombolan semut menyerang bumi dari atas langit sana. Dan aku bertemu dengan 'Seseorang' itu! berdiri agak sedikit bersandar ke sebuah meja dan sedang membaca secarik kertas entah apa isinya. Tak pernah kubayangkan dari mulutnya kudengar ia menyapaku! Iya menyapaku! Kau tau aku sangat bahagia saat itu. Ingin rasanya aku memeluk semua orang saat itu, hujan seperti berhenti dan berganti dengan kilauan pelangi di langit sana. Aku benar-benar bahagia.
Sudah ku coba berkali-kali untuk berhenti saja mengagumimu, karena aku pikir 'Seseorang' itu tak mungkin mendengar hatiku yang menjerit menyebut namanya setiap saat. Namun usahaku selalu gagal, pesonamu terlalu melekat kuat di hatiku. Lalu kupikir ulang sekali lagi, biarlah saja aku mengagumimu seperti ini. Biar angin yang menghempas perasaan ini.
Sedang menulis ini dengan rindu yang membuncah