Ini
bukan cerita horror, yang biasanya di certain sama anak-anak ababil
macam REMAJA. Ini kisah nyata dan tidak membahas tentang horror sama
sekali. Jadi sekarang bacalah ini, insyaallah ada hikmahnya buat
remaja sekarang :)
Awal
masuk sekolah SMA aku belum mengenal baik teman-teman sekelasku.
Sampai ada seorang gadis perempuan cantik bernama Dita yang menjadi
teman sebangkuku. Senang mengenalnya karena akhirnya kami berdua
adalah soul-mate, dia punya mantan dan ternyata mantannya adalah
teman TK ku yang sudah tidak mengenalku lagi. Tapi mengenal Dita itu
tidak cukup bagiku, aku harus lebih mengenal kepada teman-temanku
yang lain. Sampai akhirnya aku menengok ke belakang entah saat
pelajaran apa itu, dua sosok gadis yang belum begitu akrab denganku
namanya Tika dan Arum. Saling bertukar nomor handphone dan bertukar
pendapat. Aku hanya punya feeling Tika yang akan menjadi sahabatku
bersama Dita. Lama kelamaan ketika aku sudah bisa beradaptasi, aku
mulai mengenal semua teman sekelasku. Memahami karakter mereka
masing-masing, sahabatku bertambah jadi Dita,Enggar,Eva,Tika.
Gadis
bangku belakang ini hanya menceritakan satu sosok sahabat yang
kelakuannya mulai berubah. Pahami siapa gadis bangku belakang yang
aku maksud. Oke awal aku kenal baik sama dia. Dia termasuk sosok
gadis yang di segani oleh banyak kaum adam, bahkan ketegarannya
sebagai seorang gadis itu bisa di ancungi jempol. Gayanya yang cuek,
simpel, pinter bergaul sama siapa aja itu yang buat dia keliatan
cantik. Cowok-cowok yang dia pacarin pun merasa sayang banget buat
ngelepas dia, tapi ada juga cowok bangsat, najis, amit-amit yang
bikin dia sakit hati. Dia tegar loooh, tegar banget. Bisa move on
dengan cepat.
Setelah
kelas 10 usai dan kini kami berlima naik kelas jadi kelas 11. Mulai
ada perpisahan kelas, aku sama Enggar masuk IPS dan 3 sahabat
cantikku masuk IPA tapi tetep beda kelas. Enggar IPS 6, aku IPS 1,
Tika IPA 2, Dita sama Eva IPA 3. Perpisahan itu buat persahabatan
kita acak adut, selain kelas beda jadwal masuk kita juga beda.
Enggar, Eva sama Dita masuk siang (semester pertama) aku
sama Tika masuk pagi (semester pertama) jadwal semester 2 itu
kebalikannya. Dan disinilah awal gadis bangku belakang itu mengenal
sosok cowok kasar yang dianggapnya pengertian sama dia, bahkan gadis
bodoh sekalipun bisa berpikir dan menilai mana yang benar-benar
sayang dan mana yang benar-benar palsu.
Sekarang
pun si gadis bangku belakang itu lebih mengedepankan pacarnya kan.
Mungkin dia ndeso gak pernah merasakan gaya pacaran seperti itu atau
apalah. Sekarang mungkin si gadis bangku belakang itu pun terlihat
berubah dari auranya, sikapnya tidak seperti awal pertama aku melihat
sosoknya. Entahlah aku harap si gadis bangku belakang ini cepat sadar
dengan apa yang di lakukannya sekarang kepada sahabat-sahabatnya yang
tanpa dia sadari selalu memperhatikan dia.
NB:
Pacar itu bukan tuhan,
pacar itu tidak abadi, pacar sama seperti sahabat bagiku mereka
setara. Sampai sekarang pun si Gadis Bangku Belakang tak pernah
memperdulikan sahabatnya, kalaupun bertemu hanya kecanggungan yang
terlihat.
N.A.S =)
Grote
Vrouw
No comments:
Post a Comment