Tuesday 8 May 2012

Gadis Bangku Belakang~


Ini bukan cerita horror, yang biasanya di certain sama anak-anak ababil macam REMAJA. Ini kisah nyata dan tidak membahas tentang horror sama sekali. Jadi sekarang bacalah ini, insyaallah ada hikmahnya buat remaja sekarang :)
Awal masuk sekolah SMA aku belum mengenal baik teman-teman sekelasku. Sampai ada seorang gadis perempuan cantik bernama Dita yang menjadi teman sebangkuku. Senang mengenalnya karena akhirnya kami berdua adalah soul-mate, dia punya mantan dan ternyata mantannya adalah teman TK ku yang sudah tidak mengenalku lagi. Tapi mengenal Dita itu tidak cukup bagiku, aku harus lebih mengenal kepada teman-temanku yang lain. Sampai akhirnya aku menengok ke belakang entah saat pelajaran apa itu, dua sosok gadis yang belum begitu akrab denganku namanya Tika dan Arum. Saling bertukar nomor handphone dan bertukar pendapat. Aku hanya punya feeling Tika yang akan menjadi sahabatku bersama Dita. Lama kelamaan ketika aku sudah bisa beradaptasi, aku mulai mengenal semua teman sekelasku. Memahami karakter mereka masing-masing, sahabatku bertambah jadi Dita,Enggar,Eva,Tika.
Gadis bangku belakang ini hanya menceritakan satu sosok sahabat yang kelakuannya mulai berubah. Pahami siapa gadis bangku belakang yang aku maksud. Oke awal aku kenal baik sama dia. Dia termasuk sosok gadis yang di segani oleh banyak kaum adam, bahkan ketegarannya sebagai seorang gadis itu bisa di ancungi jempol. Gayanya yang cuek, simpel, pinter bergaul sama siapa aja itu yang buat dia keliatan cantik. Cowok-cowok yang dia pacarin pun merasa sayang banget buat ngelepas dia, tapi ada juga cowok bangsat, najis, amit-amit yang bikin dia sakit hati. Dia tegar loooh, tegar banget. Bisa move on dengan cepat.
Setelah kelas 10 usai dan kini kami berlima naik kelas jadi kelas 11. Mulai ada perpisahan kelas, aku sama Enggar masuk IPS dan 3 sahabat cantikku masuk IPA tapi tetep beda kelas. Enggar IPS 6, aku IPS 1, Tika IPA 2, Dita sama Eva IPA 3. Perpisahan itu buat persahabatan kita acak adut, selain kelas beda jadwal masuk kita juga beda. Enggar, Eva sama Dita masuk siang (semester pertama) aku sama Tika masuk pagi (semester pertama) jadwal semester 2 itu kebalikannya. Dan disinilah awal gadis bangku belakang itu mengenal sosok cowok kasar yang dianggapnya pengertian sama dia, bahkan gadis bodoh sekalipun bisa berpikir dan menilai mana yang benar-benar sayang dan mana yang benar-benar palsu.
Sekarang pun si gadis bangku belakang itu lebih mengedepankan pacarnya kan. Mungkin dia ndeso gak pernah merasakan gaya pacaran seperti itu atau apalah. Sekarang mungkin si gadis bangku belakang itu pun terlihat berubah dari auranya, sikapnya tidak seperti awal pertama aku melihat sosoknya. Entahlah aku harap si gadis bangku belakang ini cepat sadar dengan apa yang di lakukannya sekarang kepada sahabat-sahabatnya yang tanpa dia sadari selalu memperhatikan dia.

NB:
Pacar itu bukan tuhan, pacar itu tidak abadi, pacar sama seperti sahabat bagiku mereka setara. Sampai sekarang pun si Gadis Bangku Belakang tak pernah memperdulikan sahabatnya, kalaupun bertemu hanya kecanggungan yang terlihat.
N.A.S =)
Grote Vrouw

No comments:

Post a Comment