Kamu pasti sedang tidur saat ini. Di dekap keeksotisan hujan yang
turun dengan lancarnya seperti bermain seluncuran
anak TK, dentuman musik dari laptopmu mungkin membawamu lenyap dari dunia yang
begitu terlukis nyata untuk menemui dunia yang begitu abstrak.
Disini aku, yang hanya
bisa menerka-menerka posisi tidurmu. Apakah kau sedang tidur dalam posisi
terlentang? Atau tengkurap dengan nyaman? Ah sepertinya aku memasuki dimensi
terlalu dalam untuk sekedar memikirkanmu. Tapi ini kenyataanya aku hanya dapat
merabamu dalam presepsi.
Disini aku, yang hanya
bisa merasa iri terhadap benda mati yang bisa membuat dirimu nyaman. Benda mati
yang bisa membuat dirimu lupa akan dunia. Benda mati yang membuatmu menjadi
diri sendiri. Yap! Tempat tidurmu, bantal, guling dan selimutmu.
Jika saja aku yang menjadi
tempat tidurmu, aku yang membuatmu nyaman dan kau akan merebahkan tubuhmu yang
kurang asupan tidur karena kau terlalu lelah menghadapi dunia. Jika saja aku
yang menjadi bantalmu, aku yang menjadi alas kepalamu, kepala yang berisi
otak-otak yang sedang kehabisan daya karena berpikir keras hingga membuatmu
lelah dan ingin mengistirahatkannya. Jika saja aku yang menjadi menjadi
gulingmu, aku yang akan kau peluk dengan nyaman sembari menemanimu terlelap.
Jika saja aku yang menjadi selimutmu, aku yang akan menghangatkanmu dalam malam
yang dingin seperti ini.
Dan itu semua hanya ilusiku,
ilusi untuk menghibur diriku, ilusi untuk membuatmu semata-mata nyata di
hadapanku. Biarkan ilusi ini menghimpit di sela-sela otakku, agar hujan saja
yang mampu meluruhkan ilusi buatanku, biar saja hingga seseorang datang
menegurku.